Manusia Sebagai Mahluk Berakal

Assalamu’alaikum wr wb,

Salam sejahtera untuk kita semua

Hari ini cerita apa ya?

Ada request dari partner motret yang sekarang fokus karir di timur tengah sana nih, tentang manusia sebagai mahluk yang berakal. Semoga suatu saat bisa satu project motret bareng lagi yak. Ditunggu di Indonesia tercinta.

Cerita kali ini mengingatkan ku tentang perkuliahan Filsafat Ilmu semester lalu.

Menurut seorang filsuf Yunani, ada empat tipe manusia, antara lain:

Ada orang yang tahu ditahunya,

Ada orang yang tahu ditidaktahunya,

Ada orang yang tidak tahu ditahunya,

Ada orang yang tidaktahu ditidaktahunya.

Tipe manusia yang pertama, orang yang tahu ditahunya, seseorang dengan tipe ini memang memiliki pengetahuan terkait suatu bidang tertentu, dan dia paham bahwa dia mengetahui sehingga dia pun akan terus mengupgrade dan juga berusaha menyampaikan kepada lingkungan pengetahuannya itu. Bahkan mungkin tidak hanya sebatas pengetahuan saja, bisa saja ilmu, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Intinya, orang seperti ini yang sebenarnya perlu dijadikan sebagai figur panutan suatu bidang ilmu.

Tipe manusia yang kedua, orang yang tahu ditidaktahunya, seseorang dengan tipe ini mengetahui betul bahwa dia tidak memiliki kapasitas di suatu bidang tertentu. Sehingga dengan kesadaran dirinya, dia tidak akan menyesatkan orang-orang disekitarnya. Ia akan cenderung merekomendasikan orang lain yang kapasitasnya memang lebih memadai dari dirinya. Tipe ini juga perlu kita contoh jika memang kita dimintai pendapat, namun bukan ranah kapasitas kita.

Tipe manusia yang ketiga, orang yang tidak tahu ditahunya, seseorang dengan tipe ini sebenarnya hanya kurang meningkatkan kepercayaan diri saja. Ia memahami suatu bidang, namun ia belum memahami dirinya sendiri bawa kapasitasnya sudah memadai. Tipe ini memerlukan dukungan lingkungan sekitar untuk meyakininya bahwa ia memiliki ilmu dan perlu dikembangkan dan juga dibagikan kepada lingkungan demi kemashlahatan bersama.

Tipe manusia yang terakhir, orang yang tidak tahu ditidaktahunya, seseorang dengan tipe ini merupakan seseorang yang paling berbahaya. Dia menganggap bahwa ia telah memahami suatu bidang, sedangkan dia sebenarnya tidak paham. Ia menganggap dirinya telah menguasai sehingga ia terus berusaha mempengaruhi lingkungannya untuk sepemahaman dengannya. Dengan kata lain, dia akan merasa paling benar dan tidak ada yang lebih benar kecuali dia. Padahal mungkin dia keliru. Manusia tipe ini cukup banyak muncul di sosial media. Manusia-manusia inilah yang sering menyebarkan hoax dan semacamnya. Ada dua kemungkinan hoax mucul, pertama ialah memang sengaja, alias dia mengetahui kebenaran kemudian membelokannya. Namun, ada juga tipe kedua, yaitu dia sebenarnya tidak paham kalau yang ia sebarkan itu tidak benar, ia hanya meyakininya dan menyebarkan begitu saja. Seseorang tipe ini perlu disadarkan dengan diskusi bersama, perlu dirangkul mengikuti kajian-kajian strategis disertai data dan fakta. Itu pun kalau mau, hehe.

Ya, tipe manusia seperti apapun yang kita hadapi nantinya. Sebagai manusia juga, kita seharusnya mampu mengembangkan akal yang telah Allah berikan kepada kita. Jangan mudah termakan hoax. Bagi yang beragama Islam, Al Quran pedoman kita pun dapat dikaji dengan sangat rasional, harapannya seluruh pembacanya pun bisa rasional.

Tidak banyak yang ingin aku sampaikan kali ini, namun sebuah ajakan, hayuk tabayyun dulu setiap menghadapi masalah, jangan jadi golongan sumbu pendek saat menghadapi setiap masalah, semuanya pasti bisa dikaji lebih dalam. Don’t make a judgement. Manusia itu bukan Gusti Allah.~azr


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *