OWNERSHIP UTILITY

Assalamu’alaikum wr wb.

Salam sejahtera untuk kita semua

Selamat bermalam minggu bagi yang menjalankan

Selamat bersabtu malam bagi yang tidak mengakui adanya malam minggu

Tulisan malam ini aku terinspirasi dari uniknya sikap para siswa di lembaga

Oia, sebelumnya harus ku sampaikan terkait ownership utility. Sebelum ke ownership utility, kita juga perlu tahu apa yang dimaksud dengan utility?

Utility merupakan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memberikan manfaat atau kegunaan atau kepuasan kepada orang yang mengkonsumsinya. Semakin tinggi utility suatu barang atau jasa, semakin diinginkan barang atau jasa itu oleh seseorang tersebut.

Sedangkan utility terbagi menjadi 5 macam, yaitu:

• Form Utility

Form utility atau kegunaan bentuk. Artinya, suatu barang atau jasa akan bertambah manfaatnya jika berubah bentuk. Misal, kayu diubah menjadi meja dan kursi.

• Place Utility

Place utility atau kegunaan tempat. Artinya, suatu barang atau jasa akan bertambah manfaatnya jika berubah atau berpindah tempat. Misal, pasir di sungai digunakan diperkotaan untuk membangun gedung-gedung.

• Ownership Utility

Ownership utility atau kegunaan kepemilikan. Artinya, suatu barang atau jasa akan bertambah manfaatnya jika diberikan kepada orang yang tepat. Misal, pisau akan tepat digunakan oleh Chef ketimbang penjahat.

• Service Utility

Service utility atau kegunaan jasa. Artinya, pemberian nilai tambah dikarenakan suatu jasa tertentu. Misal, jasa travel, jasa bimbingan belajar, dan lain sebagainya.

• Element Utility

Element utility atau kegunaan elemen pembuat suatu barang atau jasa tersebut. Artinya, suatu barang atau jasa akan bermanfaat jika unsur pembuatnya juga baik. Misal, unsur pembuat kosmetik tanpa mercury dan sebagainya.

Dari kelima utility tersebut, aku ingin bercerita tentang ownership utility. Terutama kegunaan smartphone diera saat ini. Aku yang bergerak di dunia pendidikan dan menghadapi ratusan siswa setiap waktu dengan karakter yang beraneka ragam tentunya juga memiliki beragam kepentingan dalam penggunaan sebuah smartphone tersebut.

Keseharianku adalah mengajar anak-anak di Sekolah Menengah Atas (SMA) dari berbagai SMA yang ada di Surabaya. Ada hal positif saat aku mengajar di kelas yang di dalamnya terdapat anak-anak SMA Negeri 2 Surabaya, ya ini merupakan SMA favorit juga di Surabaya, hubungannya dengan ownership utility tersebut ialah saat aku menginginkan pembahasan soal disaat mereka tidak membawa buku modul, kami memanfaatkan smartphone kami dan pembelajaran menjadi sangat kondusif walau kami memegang smartphone kami masing-masing, kami tetap fokus pada soal dan pembahasan tetap di papan tulis.

Namun, ada kalaya terjadi saat mengajar, kemudian ada siswa yang menggunakan smartphone tanpa diminta, alias memang mengalihkan pembelajaran guna asik bermain dengan smartphonenya, aku pun pernah kok menghadapi ini.  Walau terkadang ada yang unik, seperti dahulu saat aku berkesempatan mengajar anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP), SMP Negeri 1 Surabaya, merupakan SMP favorit yang ada di Surabaya, aku saat itu berkesempatan mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, yang artinya ada sosiologi, geografi dan sejarah di dalamnya, bukan keahlianku. Aku sempat khawatir karena anak-anak ada yang menggunakan smartphone untuk bermain game di kelas, sempat berpikiran negatif, ternyata saat bermain game pun mereka tetap fokus dan tetap bisa kondusif dan membantu lancarnya pembelajaran. Mereka tetap aktif bertanya dan menjawab setiap pertanyaan yang ada. Salut.

Hal positif yang bisa aku simpulkan adalah, aku pun tidak bisa memberi justifikasi penggunaan smartphone selalu buruk dalam pembelajaran. Ternyata, bisa baik dan mendukung keberlangsungan pembelajaran, kok. Asalkan jangan lupa ya adik-adik, jauh sebelum belajar ilmu, ada adab yang perlu kita pelajari bersama. Jadi, hayuk saling menghargai dan paham kondisi kapan harus menggunakan smartphone dalam pembelajaran, supaya ilmunya berkah nanti. Smartphone harus didukung smartpeople juga, kan? Salam semangat. ~azr