LEARNING JOURNEY

Assalamu’alaikum wr wb,

Selamat malam, Rabu 16 Januari 2019 pukul 21.24 WIB aku mulai menulis #30haribercerita ini

Ada cerita apa hari ini?

Menjawab question box di instagram saja ya, hampir kehabisan ide. Sebenarnya ingin banyak sharing, mungkin perlu diingatkan kapan-kapan akan sedikit sharing tentang Ekonomi Islam, masa jurusan sendiri tidak pernah dibahas, hehe. Tapi someday ya guys, butuh kajian khusus soalnya.

Hari ini hanya sedikit cerita ringan perjalananku belajar untuk mengajar. Seperti yang sudah aku ceritakan sebelum-sebelumnya, cita-cita awal ku bukan sebagai pendidik. Dahulu, pilihan pertamaku di SBMPTN ialah Psikologi Universitas Indonesia, pilhan kedua ialah Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, dan pilihan terakhir memang, sesuai keinginan orang tua yang menginginkan anak perempuannya menjadi guru, akhirnya aku pilih Universitas Negeri Yogyakarta. Alasannya ya tidak begitu jauh dari rumah. Kenapa ambil pendidikan Ekonomi? Alasannya cukup sepele. Dari ketiga mata pelajaran sosial, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi di Ujian Nasional, Ekonomi lah yang nyaris sempurna, saat itu nilai UNAS Ekonomi mencapai 95, Sosiologi 92 dan Geografi 75. Ya secara nalar, aku tidak mungkin ambil Geografi, isi otak ku tidak sampai. Ekonomi karena pelajaran tentang kehidupan sehari-hari, jadi bisa di sampai-sampai kan.

Berbicara tentang terlanjur kecemplung di jurusan Pendidikan, tentu dipaksa untuk bisa mengajar. Mau tidak mau, ya harus mau. Bisa atau tidak bisa, ya harus bisa. Namun, seingat ku, pertama kali aku mencoba mengajar itu saat libur semester 1 di kampus. Kami mengadakan bimbingan belajar gratis untuk persiapan SBMPTN di Kebumen, tahun 2011, kalau tidak salah. Kebetulan karena keterbatasan pengajar, alhasil diberi kesempatan menemani belajar adik-adik SMA waktu itu, tapi mapel Geografi, nah, kan, sesat. Alih-alih hanya menemani saja kok, tidak mengajari. Aku akhiri perjumpaan saat itu dengan suatu kalimat, “Jangan percaya saya, dek. Percaya itu sama Gusti Allah, percaya sama saya itu musyrik, apalagi Geografi, sesat.”, sontak tertawa semua, baik lah. Walau tidak bisa mengajarkan ke jalan yang benar waktu itu, setidaknya menghibur adik-adik SMA.

Langsung saja bercerita tentang karir mengajar, ceileh, karir. Ya, mencoba mengajar dahulu dengan mendaftar ke bimbingan belajar, aku mendaftar di Indonesia College waktu itu semester 2 kuliah, tahun 2011 pertengahan saat pertama kali diperbolehkan membawa motor. Prinsipnya adalah, setiap bensin yang keluar harus bisa tergantikan, jadi aku harus bekerja. Awal mengajar, aku mengajar anak-anak Sekolah Dasar, mengajar mata pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Karena mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial justru tidak mudah bagiku, kecuali ekonomi.  Mengajar SD butuh kesabaran tingkat dewa. Saat mengajar anak kelas 5-6 sih aman. Namun, aku pernah punya pengalaman mengajar anak SD kelas 2, bawaannya drama terus. Ada yang tiba-tiba nangis tidak saya apa-apakan, kemudian ketawa sendiri dan sebagainya. Alhasil aku hanya menjadi pengajar Sepeda saja, karena anak itu justru ingin belajar mengendarai sepeda, hmm. Singkat cerita tidak lama sih aku mengajar SD kelas 2, aku menyerah, aku tidak begitu penyabar.

Semakin kesini aku mulai berani ambil kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih seputar matematika dan IPA. Ya, dulu memang aku pernah punya cita-cita jadi guru matematika dan guru olahraga bahkan. Sudah terwujud saat duduk di bangku kuliah semester awal. Mengajar SMP jauh lebih mudah bagiku, karena siswa mulai bisa diajak kooperatif. Bisa berdiskusi ringan walau bukan bidang keilmuanku, tapi aku jadi banyak belajar. Toh, matematika memang digunakan untuk semua lini kehidupan, kok. Jadi tidak ada ruginya juga aku belajar. Fisika dan biologi pun sama.

Bertahun-tahun mengajar SD dan SMP, akhirnya aku pun memberanikan diri mengajar SMA. Awalnya aku tetap mengajar matematika SMA, tapi akhirnya aku bisa mengajar sesuai jurusanku, Ekonomi. Aku ingat pertama kali aku mulai mengajar sesuai jurusan ialah tahun 2013 akhir, aku mulai diangkat menjadi pengajar Ekonomi di Asrama Putra Ma’had As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta hingga tahun 2016, pasca lulus kuliah karena jadwal kerjaan semakin abstrak, aku berhenti dan digantikan oleh Dewi. Setelah resign aku rindu mengajar lagi dan ada tawaran mengajar di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, sebagai pengajar Ekonomi juga, namun sayang baru berjalan sebulan lebih aku harus berhenti karena kontrak dengan Neutron Yogyakarta yang akhirnya di tempatkan di Surabaya. Kemudian masih menjadi pengajar kontrak sejak 2017 hingga saat ini.

Eh iya, disela-sela kisah dahulu, aku dan teman-teman di jurusanku pernah membangun Lembaga Bimbingan Privat secara mandiri. Hal ini muncul karena keresahan kami para pengajar yang dahulu hanya dibayar berapa puluh ribu rupiah, bahkan pernah terminim ialah Rp 17.000,- untuk mengajar satu jam, ya alhamdulillah sih cukup untuk bensin. Namun, setelah mendirikan lembaga sendiri, kami bisa meningkatkan penghasilan kami dan juga tentor-tentor kami yang lain yang notabenenya memang kebanyakan adalah mahasiswa yang butuh uang jajan tambahan, hehe. Coba cek www.smartinprivate.com sampai sekarang masih aktif, alhamdulillah dilanjutkan oleh rekan-rekan di Jogja.

Yah, begini lah hiruk pikuk petualangan belajar dan mengajarku. Bagaimana petualanganmu? ~azr



Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *