Assalamu’alaikum wr wb, teman-teman, salam sejahtera untuk kita semua
Ungkapan maaf lagi-lagi harus terucap, hari ini harus berangkat mengajar pagi sekitar pukul 05.00 WIB dari kos hingga sampai kos lagi pukul 20.15 WIB nonstop tadi. Sempat ada jeda pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, namun entah kenapa fisik ini lebih memilih untuk tidur ketimbang menulis, tidak sanggup, hehe. Maaf ya.
Topik kali ini ringan saja, sedikit berdiskusi terkait permasalahan yang tidak besar, tapi cukup berarti. Let’s disscuss it.
“dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk hasil yang sebesar-besarnya”
Pernah tidak kalian mendengar kalimat tersebut?
Usut punya usut, itu yang kerap dijadikan patokan yang disebut dengan “prinsip ekonomi”
Wah, daebak. Bisa gitu ya, pengorbanan sekecil mungkin untuk hasil yang sebesar mungkin.
Misal kita sedang dalam suatu kelompok yang ingin mengadakan “rujakan” bersama rekan tim kita, semua ikut iuran buah dan bumbu. Tiba-tiba ada seseorang datang tanpa iuran dan memakan sebagian besar buah tersebut. Bagaimana kah rasanya? Nikmat? Ya nikmat, tapi paling setelah itu dimusuhi satu kelas, hehe.
Mari kita muhasabah sejenak, duduk santai ambil nafas dalam-dalam dan hempaskan.
Ada sedikit yang perlu kita luruskan terkait prinsip tersebut.
Coba kita menuju prinsip ekonomi yang sesuai yaitu, “dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk hasil tertentu, dan dengan pengorbanan tertentu untuk hasil sebesar-besarnya”.
Hikmah yang bisa kita petik ialah, pada dasarnya semua hal yang kita inginkan butuh perjuangan dan pengorbanan. Jika kita berkorban baru sedikit, berjuang saja masih ogah-ogahan, janganlah berharap terlalu besar untuk hasil maksimal. Tidak rasional. Ya, walau pun keajaiban tetap akan ada. Tapi bukankah, dalam Al Quran telah disampaikan, sebagai berikut
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (QS.ar-Ra’d:11).
Manusia tidak memperoleh hasil maksimal jika dia tidak mengusahakannya sendiri.
Jika kita hanya berusaha minimal, ya hasilnya pun tidak akan maksimal.
Namun, percayalah, jika kita telah berusaha lebih keras lagi, Tuhan pun akan melihat usaha dan upaya kita dan insyaAllah terwujud secara maksimal.
Katakanlah seorang siswa A yang telah mendaftar disebuah bimbingan belajar, ini sudah merupakan pengorbanan minimalnya. Kemudian dia hanya berpasrah saja memperoleh pelajaran tanpa effort lebih, sehingga hasilnya tertentu saja atau tidak maksimal.
Lain halnya dengan siswa B yang telah mendaftar disebuah bimbingan belajar dan dia memaksimalkan fasilitas yang ada, dia aktif bertanya di kelas, mengikuti tambahan-tambahan jika ada materi yang tidak ia pahami, inilah yang disebut pengorbanan tertentu, niscaya dia akan memperoleh hasil maksimal.
Teruntuk semuanya, apapun yang kita cita-citakan, apapun yang kita impikan. Kita sendiri yang paham ukuran dari cita-cita dan impian tersebut. Kita juga yang mampu menakar, kira-kira Tuhan akan mengabulkan harapan kita ini ketika kita sudah berusaha sejauh mana sih? Apakah layak terwujud impian kita dengan usaha yang kita lakukan selama ini? ~azr
Leave a Reply