#04 BERHENTI BERTANYA KAPAN

Kapan kuliah?
Kapan lulus?
Kapan kerja?
Kapan nikah?
Kapan punya anak?
Kapan nambah adik?
Kapan? Kapan? Kapan?

Mungkin terdengar sederhana saat diucapkan. Mungkin juga, pertanyaan “kapan” tersebut hanya sebatas iseng karena kehabisan bahan obrolan atau memang tingkat kekepoan seseorang sangat tinggi. Bertanya “kapan” memang tidak dilarang. Contohlah aku sebagai seorang freelance fotografer dan desainer grafis pasti tidak asing dengan pertanyaan “kapan”, misal, “kapan bisa selesai mbak editnya?”. Itu sangat diperbolehkan, profesional saja. Tetapi perkaranya ialah ketika kita terlalu jauh memasuki kehidupan pribadi seseorang dan bertanya “kapan?”. Apakah sebegitu berpengaruhnya jawaban dari pertanyaan tersebut terhadap kehidupan kita? Jika klien saya bertanya kapan saya selesai editing, ini akan berpengaruh terhadapnya untuk upload di sosial media dan sebagainya. Namun, coba pikir ulang, ketika kita tanya seseorang, kapan menikah? Apakah sebegitu berpengaruh terhadap kehidupan kita? Apakah kita perlu persiapan kado jauh-jauh hari atau perlu mengubah struktur organisasi kita sedemikian rupa saat dia menikah tadi? Padahal dibalik pertanyaan kapan yang mungkin dengan nada bercanda tersebut, secara tidak langsung kita mempengaruhi kondisi mental seseorang. Bisa baik atau buruk sih, memang.
Coba tebak, cerita kali ini antara curhatan atau bukan ya, he.

Tulisan ini memang request dari seseorang untuk aku jabarkan berdasar sudut pandangku. Oke, jujur, aku pribadi juga beberapa kali merasa terganggu dengan pertanyaan “kapan” tersebut. Meninjau ulang kehidupan studi ku beberapa tahun silam, terbilang normal dan yang terpenting bagiku saat itu adalah membuat orang tua bahagia. Aku yang duduk di bangku sekolah dasar selalu memperoleh peringkat 1 atau 2, eh pernah peringkat 5 juga saat harus pindah ke Kebumen di bangku sekolah dasar kelas 4. Harap maklum, transisi bahasa daerah yang mulanya Sunda ke Jawa ternyata tidak mudah. Kemudian SMP juga masih bisa bertahan dalam 10 besar paralel, sehingga bisa masuk ke SMA favorit. Terkesan tidak ada kendala, kan? Hingga akhirnya masuk ke perguruan tinggi negeri, dan di sini lah aku mulai merasakan sedikit terganggu. Studi ku yang biasa-biasa saja dan terkenal suka bolos di mata dosen, dan saat skripsi pun susah dicari sehingga akhirnya harus terlambat menyelesaikan studi.
Kalau kalian bertanya, “mba Anggi kapan lulus? Orang tua khawatir loh.”
Apakah dalam kondisi tersebut aku tidak ingat dengan tujuan awalku untuk membahagiakan orang tua? Tidak. Hei! aku hanya dalam posisi yang memang sedang benar-benar aku perjuangkan. Pertanyaan “kapan lulus?” saat itu sangat mengganggu mental ku. Dalam satu sisi aku diharuskan menjalankan amanah di organisasi yang tidak memungkinkan aku lulus tepat waktu. Di sisi lain, pertanyaan kapan sesungguhnya sangat ingin aku selesaikan.
“kenapa tidak diutamakan diselesaikan kuliahnya? Kan amanah orang tua.”
Sebelum itu, perdebatan panjang dengan orang tua pun terjadi saat sebelum pemilihan ketua organisasi tersebut. Bukan berdebat sih, kami hanya berdiskusi. Dengan diakhiri, “mah, sudahlah, belum tentu terpilih juga, Anggi cuma ikut serangkaian acara pemilihan, dan jika terpilih nanti mungkin ini jalan Allah, masa mau menolak? Minta doa terbaiknya ya.”, kemudian, “iya mba, mama doakan yang terbaik”.
See? Berarti memang ini jalan terbaikNya. Termasuk kenapa saya harus terlambat kuliah. Bukan karena saya tidak mau amanah kepada orang tua, dan terlalu membela organisasi. Dan pertanyaan “kapan lulus?”, sebenarnya bisa terjawab saat itu, “Ya, setelah amanah organisasi ini selesai.”. Maka tidak perlu dijadikan pertanyaan yang ujungnya retoris.

Baca juga

#01 SAMBUTAN 2019
#02 AYA DAN TEMAN KHAYALANNYA
#03 FILOSOFI MENDOAN

Seusai kuliah, apakah pertanyaan “kapan?” ini berhenti? Tidak. Beruntungnya aku tidak melalui pertanyaan, “kapan kerja?” karena sebelum lulus memang sudah ditawari pekerjaan di kampus. Tapi saran saya, berhentilah bertanya. Mulailah membantu mencarikan solusi ke rekan-rekan kita yang belum bekerja tersebut. Pertanyaan saat ini yang melandaku (sejak pasca lulus dan kerja), “kapan nikah?,” Ya kali nikah kalau sekadar nikah asal, bisa saat itu juga. Tapi, menikah bukan perkara mudah, cari yang benar-benar buat kita nyaman menghadapi kehidupan puluhan tahun yang akan datang, insyaAllah.
Kalau ada yang bertanya, “mbak kok kamu sensi?” “bukannya bagus juga pertanyaan kapan untuk memotivasi?”
Lemme see, benar, terkadang pertanyaan “kapan” itu bisa memotivasi, jika dibarengi waktu dan kondisi yang benar-benar sesuai. Kapan itu? Nah, ini tergantung kedekatan kalian dengan seseorang yang kalian tanya itu dan wajib disertai solusi ya, jangan hanya basa-basi. Saya yang terbilang cuek saja risih jika ditanya berulang kali. Padahal di luar sana banyak orang-orang yang mudah membawa perasaan jika ditanya ini dan itu.
Terkadang, kita terlalu sibuk dalam frame diri kita, standarisasi dalam diri kita sebelum melihat kondisi orang lain. Baik-baik saja, tidak selalu baik sebenarnya. Mungkin pertanyaan tidak sengaja tersebut bisa melukai walau tidak berdarah.
Well, ini opini ku terkait ajakan untuk berhenti bertanya kapan dalam situasi dan kondisi yang tidak tepat. Daripada bertanya yang retoris itu, yuk, ganti pertanyaan “kapan” itu dengan memberi solusi disertai sebuah doa. Niscaya akan lebih indah tanpa ada sambat dibelakang, hehe. ~azr

  • slot88
  • situs judi slot online gampang menang
  • slot online terpercaya via pulsa
  • slot gacor
  • link slot yang mudah menang
  • situs judi slot online gampang menang
  • situs slot deposit pulsa tanpa potongan 2020
  • link slot
  • slot88
  • game slot gacor
  • slot gacor
  • slot88
  • slot online
  • slot online terbaik
  • slot judi terbaik
  • slot online
  • judi slot
  • slot 2022
  • situs judi slot
  • judi slot online terlengkap
  • slot88
  • slot gacor
  • slot88
  • slot gacor
  • slot online
  • slot88
  • slot88
  • slot88
  • slot terpercaya 2022
  • slot88
  • game slot yang paling selalu menang
  • slot88
  • slot gacor
  • daftar situs slot gacor
  • slot mudah menang
  • slot online terpercaya
  • judi online terpopuler
  • agen slot online terpercaya
  • slot gacor hari ini
  • info slot gacor
  • slot88
  • slot deposit pulsa
  • slot pulsa
  • slot gacor
  • slot pragmatic
  • slot gacor
  • slot deposit via dana

  • Posted

    in

    by

    Comments

    2 responses to “#04 BERHENTI BERTANYA KAPAN”

    1. Dewi Avatar
      Dewi

      Yups, gk semua orang standarnya sama. Ada yg cuek-cuek aja ada juga yg sensitif dan itu ngaruh sama psikisnya.
      Menarikk, tengkyuuuu

    2. Dian Permata Avatar
      Dian Permata

      Sangat benar 😊 perbedaan pemikiran setiap orang dalam memaknai pertanyaan kapan tersebut memang sangat berpengaruh.
      Sangat bagus tulisannya 😊

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *